Selasa, 19 Januari 2016

The Dreamers

•Hanya Waktu•

Tidak biasanya pagi ini hujan turun cukup deras. Disertai dengan hembusan angin kencang dan petir yang cukup menggelegar.

Ibu pun terpaksa tidak berjualan karena memang cuaca kali ini tidak terlalu bersahabat dengan dirinya.
Sambil nunggu hujan reda, aku mulai duduk di depan televisi dan menonton beberapa acara kesukaanku. Aku menekan tombol remote televisi satu per hati. Nampaknya, acara juga tidak ada yang terlalu bagus. Akhirnya, aku memilih untuk menonton berita.

Tepat pukul 10.00, hujan mulai reda. Aku pun langsung mematikan televisi dan pergi menuju tempat favorit aku, Tedy, Fadil, dan Egi biasa berkumpul. Tempat ini kami pilih karena memang bisa menenangkan hati dan pikiran.
Cukup lama aku bersandar di bawah pohon sambil menikmati suasana di sekelilingku. Tidak ada satu pun temanku yang kesini.

Akhirnya, aku memutuskan pulang duluan.

Sesampainya di rumah, aku langsung mengambil air wudhu dan sholat. Selesai sholat, kerebahkan tubuh ini di sofa, Kunyalakan televisi dan menonton acara televisi kesukaanku.

      Keesokkan harinya seperti biasa, aku pergi ke tempat favoritku. Sesampainya di sana, lagi-lagi aku tidak menemukan sahabatku. Tidak ada seorang pun disana. Jadi, kuputuskan saja untuk kembali kerumah dahulu, sore aku akan kembali lagi ke sini.
Ya, memang kegiatanku tidak terlalu banyak, hanya membantu ibu setelah aku lulus sekolah. Jadi, aku memilih menonton televisi. Kebetulan hari ini aku libur.

Menjelang sore, aku kembali lagi ke tempat favorit kami, ternyata mereka juga tidak menunjukkan batang hidungnya.
Aku mencoba duduk dan menyandarkan tubuh ke arah pohon. Kutarik nafas dalam-dalam. Kuhembuskan kembali. Sekian lama ku di tempat ini, tak seorang pun yang datang.
          "Mungkin mereka sibuk," jawabku dalam hati.

      Pagi ini aku mulai disibukkan dengan beberapa aktivitas. Selesai membantu mama berjualan, aku harus membantu mama membeli bumbu-bumbu masakan serta menyiapkan peralatan untuk berjualan.
Inilah yang membuat kami akhirnya jarang sekali berkumpul di sana. Ya, karena kesibukkan masing-masing membantu orangtua.

Sudah sebulan ini aku tidak bertemu dengan ketiga sahabatku. Kangen rasanya ingin kembali bercengkerama di tepi kali, tepat di bawah pohon rindang. Rasa kangen inilah yang membuatku kembali ke tempat favorit kami. Tapi, tetap saja aku tidak menemukan Fadil, Tedy, ataupun Egi. Hanya tumpukan daun kering yang berserakan dimana-mana. Aku selalu berharap, semoga ada waktu di mana kita semua akan kembali berkumpul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar